Jalan Terjal STC Memproklamasikan Kemerdekaan Yaman Selatan Kedua Kalinya

Ketegangan politik di Yaman Selatan semakin memanas. Dewan Transisi Selatan (STC) dituding melakukan langkah sepihak yang mengancam persatuan negara dan stabilitas kawasan. Pemerintah resmi Yaman memperingatkan risiko krisis lebih besar jika situasi tidak segera dikendalikan.

Wakil Menteri Luar Negeri Yaman, Mustafa Ahmed Al-Numan, memuji upaya Arab Saudi yang terus berkomunikasi dengan pihak-pihak di Selatan. Ia menekankan pentingnya dialog untuk mencegah eskalasi konflik dan menjaga integritas negara.

Al-Numan juga memperingatkan bahwa Yaman yang terpecah akan menjadi pusat gangguan di kawasan. Negara-negara tetangga dan komunitas internasional harus bersiap menghadapi dampak politik dan keamanan yang lebih luas.

STC disebut-sebut telah melumpuhkan institusi negara di wilayah Selatan. Organisasi internasional menghadapi kesulitan menyalurkan bantuan karena hanya bisa berurusan dengan otoritas resmi yang diakui secara internasional.

Pemerintah Yaman menilai langkah STC menyerupai kudeta yang mirip dengan aksi Houthi di Utara. Kritik ini muncul dari pengamat lokal dan tokoh masyarakat di Hadramaut dan Mahra.

Muzahem Ba Jaber, seorang penulis dari Hadramaut, menegaskan bahwa tindakan militer STC tidak mewakili seluruh rakyat Selatan. Menurutnya, sebagian masyarakat menolak dominasi STC di wilayah mereka.

Beberapa menteri yang pro-STC juga mendapat sorotan. Mereka disebut menggunakan fasilitas pemerintah pusat untuk mendukung agenda politik sendiri, yang dinilai memalukan oleh pengamat.

Pemerintah resmi Yaman didesak mengambil tindakan tegas terhadap menteri-menteri yang menyimpang ini. Langkah tersebut dianggap penting untuk menegaskan kedaulatan negara dan menahan pengaruh STC.

Video laporan AlArabiya menyoroti kekhawatiran pemerintah Yaman terhadap risiko perang saudara baru. Perpecahan antara kelompok pro-persatuan dan pro-pemisahan diri bisa memicu konflik terbuka di Selatan.

STC, yang dipimpin Aidarous bin Qassem Al-Zoubaidi, terus mengonsolidasikan kekuatan di Aden, Hadramaut, dan Mahra. Langkah ini menimbulkan ketegangan serius dengan pemerintah resmi Yaman yang berbasis di Marib dan Riyad.

Pengamat menilai bahwa langkah STC bisa memperlemah legitimasi pemerintah pusat. Dampak terbesar dirasakan pada koordinasi birokrasi dan distribusi bantuan internasional yang menjadi terganggu.

Komunitas internasional, termasuk Prancis dan Inggris, tetap mengakui legitimasi pemerintah Yaman. Pertemuan resmi dengan Perdana Menteri menegaskan posisi diplomatik pemerintah yang diakui secara global.

STC, di sisi lain, mengklaim aspirasi politik dan keamanan untuk rakyat Selatan. Klaim ini sering berbenturan dengan mandat pemerintah resmi yang diakui secara internasional.

Ketegangan ini memunculkan ketidakpastian bagi investor dan organisasi kemanusiaan yang beroperasi di wilayah Selatan. Risiko ekonomi dan sosial pun meningkat seiring ketidakstabilan politik.

Arab Saudi terus mendorong dialog antara pemerintah dan STC. Upaya mediasi dilakukan untuk mencegah konfrontasi militer lebih lanjut yang bisa mengganggu perdamaian regional.

Meski begitu, STC tampak bersikeras pada agenda pemisahan. Aktivitas administratif dan dukungan dari kementerian lokal memperkuat posisi mereka di lapangan.

Pengamat lokal menyoroti perlunya pemerintah resmi menegaskan kontrol administratif di wilayah Selatan. Tanpa tindakan yang jelas, ancaman perpecahan akan semakin nyata.

Masyarakat Hadramaut dan Mahra menunjukkan sikap beragam. Beberapa mendukung STC, sementara yang lain tetap loyal pada pemerintah pusat, mencerminkan ketegangan sosial-politik yang mendalam.

Isu ini juga menguji kemampuan PLC untuk mempertahankan persatuan. Tekanan internal dan eksternal menuntut strategi yang seimbang antara diplomasi, politik, dan keamanan.

Ketegangan Yaman Selatan saat ini menjadi sorotan internasional. Semua pihak, termasuk koalisi Arab dan lembaga internasional, memantau perkembangan untuk mencegah krisis yang lebih luas.

Dengan situasi yang terus berkembang, langkah STC dan respons pemerintah resmi akan menjadi penentu utama stabilitas Selatan Yaman dalam beberapa bulan ke depan.

Pages